Anggota Banser (Barisan serbaguna) tidak hanya berfungsi sebagai benteng ulama, tapi juga bermanfaat bagi kehidupan sosisal. Buktinya, Banser juga sigap turun lapangan ketika terjadi bencana alam, misalnya. Terkait dengan hanyutnya siswa-siswi yang menjadi korban air terjun Antrokan, Slawu, sejumlah anggota Banser sejak awal memang ikut menyisir sungai, bahu-membahu dengan tim SAR yang lain. Meski sudah empat hari begadang di sungai, namun mereka tak pernah putus asa, sampai akhirnya jasad Hesti ditemukan.
Karena itu, tak heran bila Kanit Reskrim Mapolsek Patrang, Karsito menyatakan berterima kasih kepada anggota Banser yang telah berhasil menemukan jasad Hesti. “Banser benar-benar barisan serbaguna,” kelakar Karsito di sela-sela identifikasi
Perihal ditemukannya jasad anak pasangan Soeparman dan Ningsih itu, menurut Komandan Banser Jember, Lutfi Alif adalah berawal dari petunjuk Pengasuh Pesantren al-Qodiri, KH. Muzakki Syah. Kata Lutfi, malam hari sebelum jasad Hesti ditemukan, KH. Muzakki melalui H. Misbahussalam memberi tahu dirinya bahwa Hesti ada di antara jembatan jompo dan jembatan pindangan. “Setelah mendapat petunjuk, kami arahkan teman-teman ke sungai sekitar itu. Dan ternyata benar,” ujarnya.
Hilangnya Hesti memang menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya, sejak Rabu lalu, tim SAR Kabupten Jember, Basarnas, dan anggota Banser sudah berulangkali menyisir habis semua sungai yang ada persambungan dengan sungai air terjun Antrokan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar